Salah satu bekas pejabat militer dengan pangkat tertinggi di Amerika sedang diselidiki atas keterlibatannya dalam pembocoran informasi rahasia tentang serangan siber AS terhadap program nuklir Iran.
NBC hari kamis (27/6/2013) melaporkan, pensiunan jenderal James Cartwright, bekas pejabat militer tertinggi kedua, diselidiki terkait kebocoran informasi tentang virus komputer mata-mata bernama Stuxnet.
Virus komputer itu digunakan pada tahun 2010 dan berhasil melumpuhkan sementara 1.000 sentrifugal yang digunakan untuk pengayaan uranium di fasilitas nuklir Iran.
Cartright, orang nomor dua dalam angkatan bersenjata AS dari tahun 2007 hingga 2011, berperan penting dalam pengembangan Stuxnet dan perannya dipublikasikan dalam sebuah artikel di New York Times tahun lalu.
Artikel itu mengungkap bahwa virus Stuxnet merupakan senjata kunci pemerintah Obama dalam memerangi program nuklir Iran.
Mengomentari bocoran informasi yang dituangkan dalam artikel itu Obama mengatakan, “Sikap saya tidak ada toleransi untuk kebocoran semacam ini. Ini merupakan tindak kriminal, jika mereka mengeluarkan informasi semacam ini.”
Di Washington DC berkembang spekulasi seputar motif Cartwright membocorkan informasi rahasia semacam itu.
Steve Aftergoog, direktur Federasi Ilmuwan Amerika kepada NBC mengatakan, banyak alasan mengapa orang membocorkan informasi rahasia semacam itu.
“Kadang untuk menyerang suatu program, kadang untuk membelanya, kadang bahkan kami tak tahu alasannya,” kata Aftergood.
Baik Cartwright maupun pengacaranya tidak menanggapi permintaan NBC untuk dimintai komentarnya, lansir Aljazeera.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar